Takut gagal telah menghampiri saya, mendorong saya menyampaikan kalimat-kalimat (seperti penuh) ancaman terhadap sponsor saya. Biasanya penyebab (induk) dari takut gagal adalah karena takut miskin dan takut keritik. Takut gagal adalah salah satu (anak atau mungkin cucu) ketakutan mendasar yang sering menghinggapi para pelaku dalam dunia usaha mandiri. Dan para motivator dalam konsep mereka mensyaratkan tidak takut gagal alias BERANI GAGAL untuk mencapai sukses.
Masyarakat kita sekarang diprogram agar alergi gagal. Kita mencemooh orang gagal. Kegagalan dianggap buruk. Dunia sekarang mencintai orang sukses, sedang orang gagal diacuhkan. Kita sampai pada tahap dimana "orang harus tidak membuat kesalahan" dan orang membuat kesalahan dihukum. Apakah tidak ada nilainya orang yang GAGAL? GAGAL ITU BIASA, BERUSAHA BARU LUAR BIASA. Demikian BILLI PS. LIM dalam bukunya DARE TO FAIL.
Sekarang setelah merenung saya sadar (awalnya tidak), bahwa hantu ketakutan telah datang tanpa mengetuk pintu pikiran saya, berarti saya harus segera membuat serum untuk diijeksi kedalam otak saya sebagai obat sekaligus vaksin anti takut gagal.
Apa alasan saya takut gagal untuk menjalankan TVI Express? Bukankah gagal bisa terjadi pada siapun dan dimanapun? Mengapa saya harus takut miskin dan takut kritik? Bukankah saya lahir ke dunia ini tanpa membawa apapun bahkan hanya sehelai benang? Dan Bukankah kita salah menilai orang gagal, mencemooh dan menghujatnya?
Pertanyaan-pertanyaan saya kali ini tidak memerlukan jawaban
Masyarakat kita sekarang diprogram agar alergi gagal. Kita mencemooh orang gagal. Kegagalan dianggap buruk. Dunia sekarang mencintai orang sukses, sedang orang gagal diacuhkan. Kita sampai pada tahap dimana "orang harus tidak membuat kesalahan" dan orang membuat kesalahan dihukum. Apakah tidak ada nilainya orang yang GAGAL? GAGAL ITU BIASA, BERUSAHA BARU LUAR BIASA. Demikian BILLI PS. LIM dalam bukunya DARE TO FAIL.
Sekarang setelah merenung saya sadar (awalnya tidak), bahwa hantu ketakutan telah datang tanpa mengetuk pintu pikiran saya, berarti saya harus segera membuat serum untuk diijeksi kedalam otak saya sebagai obat sekaligus vaksin anti takut gagal.
Apa alasan saya takut gagal untuk menjalankan TVI Express? Bukankah gagal bisa terjadi pada siapun dan dimanapun? Mengapa saya harus takut miskin dan takut kritik? Bukankah saya lahir ke dunia ini tanpa membawa apapun bahkan hanya sehelai benang? Dan Bukankah kita salah menilai orang gagal, mencemooh dan menghujatnya?
Pertanyaan-pertanyaan saya kali ini tidak memerlukan jawaban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar